Header Ads

header ad

2 dari 3 Cryptocurrency Exchanges Tutup Sejak 2009

Meskipun ekosistem cryptocurrency terus tumbuh, ada beberapa masalah utama yang perlu ditangani. Bursa2 utama masih berada di bawah serangan konstan dari ancaman cyber yang kadang-kadang menyebabkan dana yang dicuri. Lebih tepatnya hampir satu dari tiga platform Bitcoin telah dibajak selama tujuh tahun terakhir. bagiamanapun juga hal ini merupakan statistik yang buruk.

Bursa Cryptocurrency di Hacks dan Isu Likuiditas.
Satu hal yang pasti: menyimpan cryptocurrency pada platform pertukaran bukan suatu hal yang bagus. Data baru yang dikeluarkan oleh Reuters menunjukkan satu dari tiga bursa bitcoin telah dibajak sejauh ini. Selain itu, hampir setengah dari mereka menutup layanan mereka setelah peristiwa semacam itu, sekaligus meingkatkan kerugian finansial, seperti Bitfinex yang baru-baru ini kehilangan US $ 70 juta karena di hack.

Apa yang mengkhawatirkan adalah bagaimana mayoritas bursa cryptocurrency tidak memiliki kemampuan keuangan untuk menangani kejadian2 seperti ini. Sebagaimana telah kita lihat dalam kasus Bitfinex, mereka mengurangi saldo pelanggan untuk menebus sebagian kerugian. Kemudian lagi, point2 kegagalan sentralisasi seperti ini tidak pernah dirancang bagi user untuk menyimpan saldo cryptocurrency dalam jumlah tak terbatas.

Meskipun masalah ini tidak hanya terjadi di dunia cryptocurrency, namun tetap menjadi perhatian yang signifikan untuk penyesuaian di masa depan. Membuat sebuah platform jasa keuangan yang 100% aman adalah mustahil. Namun, user para pengguna jasa pertukaran/exchange harusnya belajar dari peristiwa masa lalu. Sejauh ini, hal ini tampaknya belum menjadi perhatian khusus.

Hal ini harus berubah dalam dunia cryptocurrency sebelum mempertimbangkan untuk mengadopsi sebuah mainstream yang baru.. Dalam kurun waktu 2009 sampai 2015, satu dari dua platform pertukaran ditutup, hal ini menunjukkan bahwa menjalankan layanan pertukaran tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Ini semua bermuara dari bagaimana mempertahankan volume perdagangan yang cukup untuk tetap bertahan. terutama jasa exchange/pertukaran yang lebih kecil harus berjuang dalam hal likuiditas dan volume perdagangan.

Platform Keuangan terpusat adalah sebuah Resiko yang Sistemik
Secara perspektif, hanya 67 dari 6.000 bank yang beroperasi di US telah berurusan dengan pelanggaran data dalam rentang waktu antara 2009 sampai 2015. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan bursa cryptocurrency yang terpengaruh. Kemudian lagi, ada jauh kurang dari 6.000 platform pertukaran di dunia sekarang, yang jumlah kecurangannya sedikit.

Bursa saham, yang lebih mirip dengan pertukaran cryptocurrency, juga merupakan target utama yang bernilai tinggi bagi para hacker. Beberapa lusin platform telah menagalami dampak terkena hacking dalam beberapa tahun terakhir. Setiap kali ada platform yang memegang nilai keuangan, hacker akan berusaha untuk masuk dan mencuri dana.
Pertukaran/exchange secara Peer-to-peermerupakan cara kedepan nya, karena tidak adanya server yang terpusat untuk di hack, tidak ada resiko yang melekat untuk kehilangan dana. Perdagangan akan terjadi secara peer-to-peer, tanpa menyetorkan dana terlebih dulu di dompet pihak ketiga. Sayangnya, saat ini masih sedikit pilihan pertukaran P2P cryptocurrency yang tersedia.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.